faracha

Apakah kurang bersyukur?

Konon katanya Manusia itu HOMO SAPIENS atau mahluk yang berfikir. Homo Sapiens merupakan sebuah istilah ilmiah bagi manusia. Dua kata penyusunnya adalah Homo dan Sapiens. Dalam kamus Bahasa Latin, kata homo sendiri berarti manusia dan sapiens berarti bijaksana. Kemudian, kata homo mampu diserap kembali ke dalam Bahasa Inggris dan memunculkan sebuah kata baru yaitu Human. Dalam kamus Bahasa Inggris, human berarti bersifat manusia sedangkan pendidikan atau ilmu yang mempelajarinya disebut Humaniora. Jika kedua kata (homo dan sapiens) digabungkan, maka akan memunculkan suatu makna baru yaitu manusia yang bijaksana.

Lalu, muncul pertanyaan apakah yang dimaksud dengan kebijaksanaan?. Sebelum melangkah lebih jauh, penulis ingin menerangkan terlebih dahulu makna kebijaksanaan tersebut. Kebijaksanaan memiliki kata dasar bijak. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, bijak sendiri mempunyai makna yaitu cerdik, pintar. Kemudian kata tersebut disempurnakan sebagai salah satu sifat yang sudah dikenal dalam diri manusia yaitu bijaksana melalui beberapa penilaian. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bijaksana berarti arif, tajam pikiran, selalu menggunakan akal budi dalam menghadapi masalah. Oleh karena itu, bijaksana memiliki makna kata yang lebih luas daripada bijak serta lebih menerangkan kembali bahwa kebijaksanaan merupakan salah satu ciri yang ada pada manusia. Setelah mendapatkan awalan ke- dan akhiran –an, kata bijaksana bermetamorfosis menjadi kebijaksanaan. Dalam kamus Bahasa Indonesia, kata kebijaksanaan memiliki arti kepandaian serta kecakapan dalam bertidak menggunakan akal budi dan pengalaman ketika menemui kesulitan dan sebagainya.

Pertanyaan selanjutnya adalah mengapa kerap kali manusia terlebih penulis kerap kali buntu untuk menyelesaikan kesulitan-kesulitan itu. Fikiran menjadi gelap akibatnya salah mengambil keputusan, bahkan bisa saja manusia itu menjadi tidak berbudi akalnya. Mengapa demikian? Sebenarnya apa yang terjadi dalam diri manusia ketika menjadi gelap fikirannya, padahal Manusia dengan akal budinya seharusnya mampu berfikir jernih dalam bertindak dan mengambil keputusan.

Sekedar meraba-raba saja, pengalaman penulis yang sering salah dalam mengambil keputusan dengan berbagai pertimbangan yang ditimbang pada saat berfikir, alih-alih keputusan itu malah mengacaukan. Aku tidak memungkiri bahwa saat itu nafsu ikut melakukan vooting, ikut menyumbangkan gagasannya. Hhhmm padahal kalau seandainya waktu itu saya banyak beristighfar Insya Allah Rahmat-Nya lah yang akan menaungi saya. Contoh kasusnya begini: Ketika genderang PPL II ditabuh, saya dihadapkan pada dua pilihan INDEKOS ataukah bermukim ditempat yang sebenarnya indah. Singkat kata akhirnya saya memilih ngekos. Walhasil patah semangat yang terjadi.

Dalam kemurungan dan kemalasan yang terus memukul kepala, aku pun teringat pesan buya, "Sapa wonge sing menting aken agama, maka kepentingane wong mau iku bakal diutamaken dening Gusti Allah". Saya coba cari di Al-Qur'an terkait nasihat buya tadi, kemudian aku menemukan ayat yang menurut saya seperti nasihat buya. Berikut ayatnya:

Dan barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedang ia adalah mu'min, maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalasi dengan baik. (QS: Al-Isra: 19)

Achh aku jadi malu, nampaknya aku ini kurang bersyukur dengan keadaan ini, dengan apa yang aku punya slama ini. Eh ngomong-ngomong soal bersyukur, yok kita lihat suroh Luqman:

Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji".(QS: Luqman: 12).

Akhirnya aku hanya bisa berpesan untuk kawan-kawan khsusunya buat aku pribadi, marilah kita bersyukur dan tetap pada pedoman hidup kita yakni Al-Qur'an supaya rahmat Allah senantiasa terlimapah kepada kita semua, Aamiin

Sesungguhnya Al Qur'an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu'min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar. (QS: Al-Isra:9)

Terimaksih dan SELAMAT BERJUANG!

faracha

Minggu, 03 Februari 2013

dasar- dasar akuntansi

Kamis, 24 Januari 2013

kultum Quraish Shihab

Senin, 14 Januari 2013

RENUNGAN

sms gratis im3 2013